Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalinan , artinya jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persainan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang pembiayaannya dijamin Pemerintah.
Jampersal merupakan salah satu terobosan yang ditempuh Pemerintah dalam usaha menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada 2007 menjadi 102 per 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Terobosan ini penting mengingat masih banyaknya ibu hamil yang belum memiliki jaminan pembiayaan untuk persalinannya. Dengan demikian kendala penting yang dihadapi masyarakat untuk me ngakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dapat diatasi dengan program Jampersal, juga AKB (Angka Kematian Bayi), sehingga target MDG’s tahun 2015 diharapkan tercapai.
5 alasan khusus mengapa Jampersal dilaksanakan :
1.Untutk meningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
2.Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan
Kencing manis atau Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang banyak dipengaruhi oleh makanan. Penyakit ini biasanya menyerang orang yang pola makannya bermasalah. Ketika bulan Ramadhan datang, selalu saja banyak pertanyaan yang muncul seputar hal ini, apakah orang yang menderita Diabetes tetap dapat puasa atau tidak ?
Penyakit Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes merupakan salah satu penyakit menahun. Bila beruntung, pada batas tertentu penyakit ini akan berakhir dengan kesembuhan. Namun sebaliknya, jika tidak beruntung, maka yang terjadi adalah munculnya berbagai penyakit lainnya yang menjadi pertanda adanya komplikasi. Gejala ini diakibatkan oleh hubungan yang tidak seimbang dalam pola makan.
Penyakit Diabetes disebabkan oleh tidak teraturnya metabolisme karbohidrat di dalam tubuh dan biasanya merupakan efek dari ketidak teraturan dalam proses kelenjar pankreas. Pankreas itu sendiri merupakan kelenjar kecil yang letaknya melintang di bagian atas dinding belakang perut dari bagian bawah pankreas memanjang ke usus dua belas jari sampai menyentuh limpa.
Sel Pankreas diklasifikasikan menjadi dua jenis :
1. Sel Pankreas yang melakukan proses pencernaan makanan berkabohidrat dan berlemak melalui enzim pencernaan.
2. Jenis sel yang dikenal dengan sel langerhans. Sel ini meliputi berbagai macam sel seperti Alfa, Beta, dan Delta. Sel Alfa bertugas mengeluarkan zat glukogen guna meningkatkan kadar gula dalam darah. Sedang sel Delta bertugas mengeluarkan zat gastrin dan somastostatin. Sementara sel Beta bertugas mengeluarkan zat insulin yang melakukan proses penurunan kadar gula dalam darah.
Gejala Diabetes
Ketika kadar insulin dalam darah menurun, maka kadar gula akan naik ke titik maksimal. Gejala-gejala kadang dapat dirasakan sendiri oleh penderita atau bisa juga dengan bantuan diagnosa dokter.
Berikut gejala Diabetes itu :
1.Sering buang air kecil baik siang atau malam
2.Sering merasa lapar
3.Sering merasa haus
Jika gejala-gejala itu dibiarkan saja maka akan timbul komplikasi penyakit gula. Tanda-tandanya adalah sebagai berikut :
1.Pingsan yang diakibatkan oleh rendahnya kadar gula dalam darah. Pada saat kondisi kritis penderita harus dibawa ke Rumash Sakit. Kadang kala penderita jatuh pingsan karena baru pertama kali kena serangan penyakit itu, dank arena belum pernah menderita penyakit itu. Gejala yang paling penting pada penderita penyakit ini adalah muntah berulang kali yang disertai bau tidak sedap dar dalam mulut dan bertambahnya laju pernafasan. Pada kondisi demikian , si penderita harus dibawa ke RS seketika itu juga untuk mendapatkan pertolongan.
2.Radang urat syaraf yang membekas dan si penderita mulai merasakan pembusukan pada bekas luka tersebut.
3.Radang kulit, radang paru2, radang saluran urine kambuhan, dan lemah gairah seksualitas.
4.Penebalan dinding pembuluh darah nadi dan terjadinyabpenyumbatan pembuluh darah jantung koroner yang disertai dengan terjadinya kematian jaringan otot jantung atau penggumpalan pada otak.
5.Pendarahan di bagian dasar mata dan timbulnya cairan berwarna putih.
Jenis Diabetes
Ada dua jenis penyakit Diabetes :
1.Diabetes yang yang tegantung pada zat Insulin (IDDM:Insuline Dependent Diabetes Mellitus)
2.Diabetes yang tidak tergantung pada zat Insulin (NIDDM: Non Insuline Dependent Diabetes Mellitus). Pada penderita ini biasanya menyerang di usia di atas 35 diakibatkan kesalahan pola makan dan bertambahnya berat badan.
Penderita Diabetes yang Harus Berpuasa
Setiap tahun para penderita penyakit ini selalu bertanya tentang Puasa Romadhon. Apakah penderita Diabetes dapat berpuasa ? Atau jika ia berpuasa apakah akan membahayakan dirinya? Sesuai dengan yang telah disebutkan di atas, penderita penyakit ini dapat dibagi menjadi dua kelompok.
1.Penderita DM yang dapat berpuasa NIDDM.
Pada penderita ini, secar prinsip bisa dikendalikan dengan mengatur pola makan. Terutama penderita yang memiliki berat badan berlebih. Mereka yang terserang penyakit ini harus berusaha memperbaiki penyakitnya dengan sering berpuasa dan mengikuti beberapa petunjuk dalam mengkonsumsi makanan. Setelah berkonsultasi dengan dokter.
Pada saat tiba waktunya berbuka si penderita harus menyegerakan berbuka dengan memakan beberapa butir kurma dan minum satu gelas air. Setelah selesai berbuka dan mengerjakan sholat Maghrib, kemudian dilanjutkan dengan makanan utama dan menghindar dari makanan yang berkadar gula tinggi seperti Mie Instant, kue donat, lemak dan masakan cepat saji.
IDDM
Para penderita penyakit Diabetes yang bergantung pada zat Insulin, harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, sebelum memutuskan berpuasa untuk membatasi dosis insulin mereka. Ketika berbuka puasa, penderita dalam kategori ini dianjurkan untuk berbuka dengan beberapa butir kurma dan setelah shalat maghrib dapat menyuntikkan dosis insulinnya. Kemudian dilanjutkan dengan menyantap makanan utama.
2.Penderita DM yang boleh tidak puasa
Ada beberapa penderita yang dianjurkan untuk tidak berpuasa. Diantaranya adalah :
a.Orang yang terserang komplikasi penyakit gula seperti penyakit jantung dan gangguan ginjal. Kelompok inilah yang sangat membutuhkan pengawasan yang sangat serius setiap harinya.
b.Penderita Diabetes yang tidak stabil dan orang2 yang kadar gulanya pada siang hari berbeda dengan malam hari, sehingga sulit untuk mengontrolnya. Penderita ini boleh tidak berpuasa karena dikhawatirkan akan terjadi pengurangan gula yang berlebihan.
c.Penderita yang didiagnosa untuk pertama kalinya, dan sedang menjalani awal pengontrolan dosis obat, baik dosis insulin maupun obat pengurang gula. Penderita seperti ini lebih baik untuk tidak berpuasa sampai selesainya pengontrolan dosis obat tersebut.
d.DM dengan kehamilan dilarang berpuasa untuk keselamatan kehamilan dan janinnya.
Fleksibilitas Islam
Pelaksanaan kewajiban yang sesuai dengan kemampuan seseorang merupakan sebuah perintah yang indah. Namun melaksanakan kewajiban pada suatu kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakannya, akan menjadi perusak bagi tubuh si penderita. Oleh karena itu Allah SWT melarangnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an.
“Seorang yang sedang dalam keadaan sakit dan dalam perjalanan, maka mereka harus mengganti puasanya pada hari-hari lain”
QS.Al Baqoroh :184
Dengan demikian, jika si penderita merasakan adanya gejala penurunan gula dalam darah yang berlebihan, seperti merasa lemah, keringat bercucuran, atau merasa pusing, maka ia harus mengkonsumsi bahan makanan bergula sekaligus membatalkan puasanya. Jika si penderita merasa sangat kehausan, maka harus segera membatalkan puasanya dengan meneguk segelas air. Jika penderita merasa sangat kelelahan, maka ia harus meminta tindakan dokter untuk membatasi kadar gula dalam darahnya.
Dalam pengamatan para ahli, sebagaian besar penderita diabetes bisa berpuasa. Disarankan agar mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Juga disarankan untuk menghindari makanan berlemak dan pembangkit selera.
Pada saat makan sahur, sebisa mungkin penderita diabetes mengakhirkan makan sahurnya. Ketika berbuka dan bersahur sebaiknya penderita mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak. Namun yang penting diperhatikan adalah selalu mengkonsultasikan semuanya kepada dokter.
Sumber : Mukjizat Al Qur’an dan Hadits Jilid 3. Kemukjizatan Pengobatan dan Makanan.
Dalam mendiagnosa TB pada anak, tidak hanya dengan menggunakan foto rontgen saja , tetapi dengan menggunakan sistem skoring seperti di bawah ini. Over Diagnosa TB pada anak hanya dengan berdasarkan Rotngen, akan merugikan pasien dikarenakan obat TB yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat berefek samping pada organ tubuh hati dan ginjal terutama lagi apabila ternyata diagnosanya bukanlah TBC tetapi penyakit lain yang tidak membutuhkan obat TBC.
Dan yang harus diwaspadai bila mendapatkan anak dengan TBC adalah kemungkinan besar terdapat seseorang dewasa yang merupakan sumber penularan dengan BTA positif yaitu terdapat kuman Mycobacterium Tuberculosa dalam dahaknya. Dikarenakan seorang anak (usia 14 tahun ke bawah) tidak merupakan sumber penularan. Yang dapat menularkan hanya orang dewasa. Bila di sekitar anak yang skor TBC nya positif, sebaiknya dicari orang dewasa dengan gejala batuk berdahak lebih dari 2 minggu untuk segera diperiksakan ke Puskesmas.
Sistem Skoring Diagnosa TBC Anak
Parameter
0
1
2
3
Kontak TB
Tidak jelas
Laporan keluarga,
BTA (-) atau tidak tahu
Kavitas (+) BTA tidak jelas
BTA (+)
Uji Tuberkulin
Negatif
Positif
Status Gizi
BB/TB < 90% atau
BB/U < 80 %
Klinis gizi buruk atau BB/TB< 70 % atau BB/U < 60%
Demam tanpa sebab jelas
> 2 minggu
Batuk
> 3 minggu
Pembesaran kelenjar limfe leher,aksila,inguinal
> 1 cm, jumlah > 1 tidak nyeri
Pembengkakan tulang/sendi panggul,lutut,falang
Ada pembengkakan
Foto
Normal/tidak jelas
·Infiltrat
·Pembesaran kelenjar
·Konsolidasi segmental/lobar
·Ateletaksis
·Kalsifikasi + infiltrat
·Pembesaran kelenjar + infiltrat
Catatan :
·Kategori anak adalah usia < 14 tahun
·Diagnosis dengan system scoring ditegakkan oleh dokter
·Jika dijumpai scrofuloderma langsung didiagnosis TB
·Berat badan dinilai saat datang
·Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku
·Foto rontgen bukan alat diagnosis utama pada TB anak
·Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan system scoring TB anak
·Didiagnosis TB jika jumlah skor > 6 (skor maksimal 14). Cut off point ini masih bersifat tentative/sementara, nilai definitive menunggu hasil penelitian yang sedang dikerjakan.
·Bila skor 5 dan anak < 5 th dengan dugaan yang kuat, rujuk ke RS