SATGAS DBD : Sie Kesehatan Lingkungan, Sie Promkes, Sie Surveillance
Beberapa upaya sudah dilakukan sejak terbentuknya SATGAS DBD awal Maret lalu, namun angka kejadian DBD masih tetap ada dan angka kematian akibat DBD juga masih tetap ada. Tim SATGAS DBD kemudian melakukan konsolidasi kembali, dan mencari cara dan letak permasalahannya.
Demam Berdarah adalah penyakit yang berbasis lingkungan, oleh karena itu lingkunganlah yang menjadi jawaban atas permasalahan ini. Lingkungan sangat tergantung sekali dengan perilaku masyarakat. Dari tipe nyamuk Aedes Aegypti yang umurnya hanya 2 minggu dan jarak terbang hanya 100 meter serta fase sampai menjadi nyamuk sekitar 1 minggu, dilakukan beberapa upaya yang disesuaikan dengan karakternya ini.
Letak kunci dari pemberantasan penyakit ini adalah PENCEGAHAN dengan memberantas sarang nyamuk secara BERKALA. Dengan pemeriksaan Jentik Berkala yang dilakukan untuk wilayah kerja Puskesmas Wanasari yang sangat luas, tidaklah mungkin dilakukan sendiri oleh seorang petugas Puskesmas, dibutuhkan jejaring kader yang membantu kegiatan pemeriksaan jentik berkala.
PETA DEMAM BERDARAH PUSKESMAS WANASARI TAHUN 2010-2011 |
Dilakukan lobby dan pengajuan ke perusahaan-perusahan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Wanasari untuk membantu membina Remantik, sejauh ini mendapat respon yang positif dan justru mempersilahkan Puskesmas Wanasari melakukan berbagai penyuluhan di Perusahaan mereka karena sebagian besar para karyawan mereka adalah bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Wanasari.
Selain itu dilakukan kembali pemetaan dan melihat titik2 rawan DBD agar kegiatan revitalisasi Remantik dipusatkan di daerah rawan terlebih dahulu. Dengan bekerja sama dengan RW setempat, kami membuat jejaring kader Remantik yang akan selalu cepat dan tanggap memberikan laporan kegiatannya maupun bila ada kejadian DBD.
Selain itu kami juga membuat beberapa spanduk dan leaflet dan stiker yang ditempel di berbagai tempat yang strategie seperti kantor pos, kantor desa, bank, angkot. Kemudian setiap minggu aktif dilakukan penyuluhan tentang DBD di dalam gedung Puskesmas, dan akan memulai road show penyuluhan di luar gedung di majlis2 taklim, arisan RW maupun RT agar pesan yang masyarakat semakin menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan, selain penyakit DBD bisa dikendalikan, maka penyakit2 lainnya pun bisa dicegah. Selain itu kerjasama dan sosialisasi dengan SPKDS (Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Swasta juga perlu ditingkatkan, karena 2 kali kematian akibat DBD disebabkan karena terlambat dalam merujuk. (EH)
2 komentar:
Sehat untuk semuah..
dari masyarakat untuk masyarakat..
hebat..
tuk tips dan trik silahkan kunjungi:
http://kuseri-gembong.blogspot.com/
semoga bermanfaat..
Terima kasih Pak Kuseri Gembong.... betul sekali... kami sedang mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, menekankan pada upaya promotif dan prefentif. mohon do'anya....
Posting Komentar