Oleh : dr. Erni Herdiani
Sesuai dengan surat edaran dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi no 443/2683/DINKES tentang kewaspadaan dini terhadap Anthrax dan Rabies. Kepala Puskesmas Wanasari, dr. Erni Herdiani menyampaikan kewaspadaan dini terhadap penyakit ini pada rapat minggon (pertemuan mingguan) di Kecamatan yang kali ini bertempat di Kantor UPTD Pasar pada tanggal 8/6 2011.
Dengan posisi kabupaten Bekasi yang dekat dengan daerah Anthrax, yaitu Kabupaten Bogor. Maka kewaspadaan dini ini perlu dilakukan, karena tingkat sporaditas penyakit dan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Anthrax adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyebabnya bakteri Bacillus anthracis. Menurut drh Suprodjo Hardjo Utomo MS APU dari Balitvet, bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia. Kasus di Bogor tejadi karena spora terbawa banjir. Hewan tertular akibat makan spora yang menempel pada tanaman yang dimakan. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Dalam keadaan sehari-hari penyakit ini sangat jarang dijumpai pada manusia. Hal ini disebabkan karena pada umumnya kesakitan pada manusia selalu berhubungan dengan kejadian kesakitan pada hewan ternak dalam skala wabah, atau kontak manusia dengan ternak dan produknya didaerah endemis. Angka resiko terinfeksi pada manusia berkisar 1/ 100.000 dan sebagian besar merupakan antraks kulit (cutaneous anthrax). (Kenneth,1999)
Oleh karena jarangnya penyakit ini pada manusia menyebabkan lemahnya sector medis dalam mendeteksi secara dini (early detection) gejala penyakit dan melakukan pengobatan yang tepat (prompt treatment) sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan penanganan yang dapat menyebabkan bertambah beratnya penyakit sampai dengan tingkat kematian. Dalam upaya untuk mengeleminir penyakit ini perlu kiranya dilakukan sosialisasi sekaligus pengenalan manifestasi klinis sekaligus bagaimana pengobatan dan pencegahannya bagi tenaga medis khususnya yang berada di wilayah endemis dan perbatasan.
Suatu early diagnosis (diagnosa dini) penyakit antraks umumnya sulit ditegakkan karena pada awalnya menunjukkan gejala dan tanda yang bersifat umum. Seperti demam subfebris, sakit kepala, kelainan kulit, akut abdomen dan sesak nafas. Yang mudah ditegakkan adalah bila gejala penyakit tersebut sudah menampakkan tanda pathognomonik seperti eschar? pada antraks kulit.Oleh karena sebagian besar manifestasi klinis penyakit antraks adalah antraks kulit (90%) , ( Marc, La Force, 1994) ; maka umumnya penderita datang dengan keluhan demam, sakit kepala disertai tumbuhnya papel yang gatal atau vesikel yang berisi cairan. Pada keadaan seperti inilah perlu dilakukan anamnesa terarah seperti :
Riwayat sering kontak dengan ternak atau produknya (kulit, tulang).
Riwayat kontak dengan ternak sakit
Riwayat mengkonsumsi daging ternak sakit
Status pekerjaan (petani ladang, peternak, RPH, penyamak kulit).
Tidak kalah pentingnya bagi kalangan medis adalah mengetahui dimana dia berada, di wilayah endemis atau perbatasan.
SUMBER PENULARAN
Sumber infeksi lainnya adalah bangkai ternak pengindap anthrax. Miliaran B anthracis memadati darah (septisemia), organ-organ dalam. Pokoknya seluruh tubuh bangkai, termasuk benda yang keluar dari bangkai, mengandung kuman penyebab anthrax. Dalam 1 mililiter darah setidaknya mengandung 1 miliar B anthracis. Bila B anthracis aktif bersinggungan dengan Oksigen, segera mengubah diri dalam bentuk spora yang memiliki daya tahan hidup lebih tinggi. Dalam bentuk spora ini, kuman penyebab anthrax dapat bertahan hidup sampai 70 tahun di dalam tanah. Spora-spora tersebut dapat diterbangkan angin, atau dihanyutkan aliran air kemudian mencemari apa saja (air, pakan, rumput, peralatan, kendaraan, hewan dan sebagainya). Spora B anthracis yang menempel pada pakan atau air minum dan benda lainnya, bila termakan atau terhirup pernafasan atau menempel pada kulit yang luka akan berubah menjadi bentuk aktif dan masuk ke dalam jaringan serta berkembang biak. Sejak kuman masuk ke dalam tubuh ternak sampai menimbulkan gejala sakit yang disebut masa inkubasi memerlukan waktu antara 1 - 2 minggu.
Penularan pada manusia bisa lewat:
1. kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah).
2. Mengonsumsi produk hewan yang kena anthrax
3. melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang.
Karenanya ada empat tipe anthrax, yaitu
1. anthrax kulit,
2. pencernaan/anthrax usus, pernapasan/anthrax paru
3. anthrax otak.
4. Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.
GEJALA
1. Antraks kulit
Masa inkubasi anthrax kulit sekitar dua sampai lima hari.
Keluhan penderita : demam subfebris, sakit kepala.
Pada pemeriksaan, umumnya di daerah terbuka seperti muka, leher, lengan dan tangan ditemukan kelainan berupa papel, vesikel yang berisi cairan dan jaringan nekrotik berbentuk ulsera yang ditutupi oleh kerak berwarna hitam, kering yang disebut eschar ( pathognomonik ) disekitar ulkus, sering didapatkan eritema dan edema. Pada perabaan edema tersebut tidak lunak dan tidak lekuk ( non pitting ) bila ditekan, disebut juga malignant pustule.Atau dengan kata lain ditemukan gejala mula-mula kulit gatal, kemudian melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya. Di sekitar keropeng bengkak dan nyeri.
2. Antraks saluran pencernaan
Pada anthrax yang masuk tubuh dalam 24 jam suda terdapat keluhan rasa sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak napsu makan, suhu badan meningkat, hematemesis dan terdapat perut membesar dan keras, dapat berkembang menjadi ascites (timbunan cairan di perut) dan edema scrotum (bengkak di kantong kemaluan)
3. Antraks paru-paru
Keluhan penderita : demam subfebris, batuk non produktif, lesu, lemah. Dalam 2 - 4 hari gangguan pernafasan menjadi hebat disertai suhu yang meningkat, sianosis. Dispneu, keringat berlebihan, detak jantung menjadi lebih cepat.
Terdapat juga edema subkutan (bengkak di bawah kulit sblh dalam) di daerah dada dan leher.
4. Antraks meningitis : akibat dari komplikasi bentuk antraks yang lain. Gejala klinis seperti randang otak maupun selaput otak yaitu demam, sakit kepala hebat, kejang, penurunan kesadaran, kaku kuduk.Jika tak segera diobati bisa meninggal dalam waktu satu atau dua hari.
PENCEGAHAN
Untuk mencegah tertular anthrax dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan.
Menurut staf ahli Bidang Kesehatan Lingkungan dan Epidemiologi Depkes dr I Nyoman Kandun MPH, pemerintah menyediakan obat untuk anthrax di seluruh kabupaten endemis anthrax, memberikan pelatihan surveillance dan diagnosis klinis serta laboratorium di empat provinsi endemis, mendistribusikan poster, leaflet, dan buku petunjuk penanganan anthrax. Serta melakukan kerja sama lintas sektoral dalam pemberantasan anthrax dan langkah penanggulangan lain.
PENANGANAN PENYAKIT
Penanganan yang baik senantiasa harus berpedoman pada pengamatan komprehensif. Sehubungan dengan penanganan penyakit antraks ini perlu kiranya dilakukan :
PENGOBATAN
Penisilin merupakan obat antibiotika yang paling ampuh untuk penderita antraks yang alami dan jarang resisten. Pengobatan penderita/ tersangka antraks, tergantung dari tipe atau gejala klinisnya yaitu;
Antraks kulit ;
Prokain penisilin 2 x 1,2 juta IU diberikan secara IM selama 5 s.d 7 hari. Atau dapat juga dengan menggunakan benzil penicillin 2500 IU secara IM setiap 6 jam. Perlu diperhatikan mengingat drug of choise untuk antraks adalah penicillin sehingga sebelum diberikan suntikan harus dilakukan skin test terlebih dahulu.
Bila penderita/ tersangka hipersensitif terhadap penisilin dapat diganti dengan memberikan tetrasiklin, klorampenikol atau eritromisin.
Antraks intestinal dan pulmonal
Penisilin G 18 ? 24 juta IU / hari, IVFD ditambah dengan streptomisin 1 ? 2 gram untuk tipe pulmonal, dan untuk tipe gastro intestinal tetrasiklin 1 gram/ hari.
Terapi supportif dan simptomatis perlu diberikan, biasanya plasma ekspander dan regiment vasopresor bila diperlukan. (Nalin, dkk 1977), antraks intestinal menggunakan klorampenikol 6 garam/ hari selama 5 hari, kemudian diteruskan 4 gram/ hari selama 18 hari, diteruskan dengan eritromisin 4 garam/ hari untuk menghindari supresi sumsum tulang
Antraks pulmonal oleh karena bioterrorism
o Pengobatan profilaksis ( terpapar ) ;
Type Pengobatan
Dewasa
Anak-anak
Pengobatan awal
Ciprofloxacin, dosis 500 mg, setiap 12 jam
Atau
Doxycycline, 100 mg oral,
2 kali/hari
Ciprofloxacin, 10-15 mg per Kg BB, oral setiap 12 jam
Atau Doxycycline, 100 mg per oral, 2 kali/ hari ( > 8 th dan > 45 th)
Pengobatan Optimal
Amoxicilin 500 mg per oral setiap 8 jam
Atau
Doxycycline, 100 mg oral, setiap 12 jam
Amoxicilin 500 mg per oral setiap 8 jam
( BB > 20 kg)
Untuk BB < 20 kg diberikan 40mg/kg BB per oral dibagi 3 dosis ( setiap 8 jam )
Pengobatan terhadap klinis antraks
Type Pengobatan
Dewasa
Anak-anak
Pengobatan awal
Ciprofloxacine, dosis 400 mg, intra
vena setiap 1 jam
Ciprofloxacin, 20-30 mg, per kg BB per hari ( IV ), dibagi 2 dosis
Pengobatan Optimal
Penicilin G, 4 juta U, intra vena setiap 4 jam
Atau
Doxycycline, 100 mg Intra Vena , setiap 12 ja
Ciprofloxacin, 20-30 mg, per kg BB per hari setiap 12 jam
Atau
Penicilin G, 50.000 Unit, intra vena setiap 6 jam ( <12 th )
Umur >12 th diberikan Penicilin G, 4 juta U, intra vena setiap 4 hari
Catatan : lamanya pengobatan sampai dengan 60 hari
Sumber : - Departement of Medicine, Bullfinch 127, Massachusetts Generak HospitL, 55Fruit St, Boston, MA 02114-2696 Children And Antrax : A fact Sheet For Clinicion, Nov 7 Th, 2001, U.s Deparrtment OF Health and Human Services, CDC ATLANTA.
PENANGANAN DI RUMAH SAKIT
Penderita antraks yang dirujuk ke RS umumnya penderita yang penyakitnya makin memburuk seperti septikemi, syok, dehidrasi.
Untuk itu penanganannya adalah:
Rawat di ruang isolasi
Tindakan medik dan pemberian obat-obatan simptomatis/ supportif
Pemberian antibiotik
Desinfeksi terhadap ekreta dan sekreta yang dikeluarkan penderita
Pengambilan dan pengiriman spesimen ke Laboratorium
MORTALITAS
Tingkat Kematian Manusia Akibat Anthrax Mencapai 18 Persen. Penyakit Anthrax memang layak ditakuti karena sangat mematikan. Sapi, domba atau kambing yang terserang, akan menemui ajal dalam hitungan jam. Kemampuan membunuh yang sangat cepat ini justru ada baiknya, karena penularan penyakit anthrak sangat lambat dan tak meluas (endemik, sporadik). Lain dengan flu yang bisa mewabah hampir di semua muka bumi dengan begitu cepatnya.
Penyakit Anthrax termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama Sapi, domba, Kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal). Penyebab Anthrax, bernama Bacillus anthracis, dapat bersembunyi dalam tanah selama 70 tahun. Bila situasi lingkungan cocok bagi pertumbuhan kuman, misalnya karena tergenang air, B anthracis akan bangkit dari kubur dan menyerang hewan yang ada di sekitarnya. Karenanya, tanah yang tercemar merupakan sumber infeksi dan bersifat bahaya laten. Kumannya dapat terserap akar tumbuh-tumbuhan hingga mencapai daun maupun buah sehingga akan menginfeksi ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya.
PENCEGAHAN
1. Hindari kontak langsung dengan bahan atau makanan yang berasal dari hewan yang dicurigai terkena antraks.
2. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
3. Cuci sayuran/ buah-buahan sebelum dimakan
4. Memasak daging sampai matang sempurna
5. Vaksinasi antraks ( penggunaannya selektif dan efek samping tinggi
KEGIATAN PELATIHAN KADER
12 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar